Jakarta — Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menargetkan penggalangan dana sebesar Rp50 triliun melalui penerbitan obligasi yang disebut Patriot Bond.
Menurut laporan dari The Strait Times, awalnya Danantara mempersiapkan obligasi dengan jangka waktu lebih dari 20 tahun, menawarkan imbal hasil (yield) sebesar 2 persen. Namun, rencana ini kemudian berkembang menjadi dua jenis obligasi baru, dengan durasi lima tahun dan tujuh tahun yang masing-masing ditargetkan dapat mengumpulkan Rp25 triliun.
Imbal hasil untuk Patriot Bond ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan obligasi lainnya, di mana standar yield untuk obligasi lima tahun di Indonesia berada di angka 5,9 persen, sedangkan untuk yang tujuh tahun mencapai 6,6 persen. Seorang pejabat Danantara yang enggan disebutkan namanya menyatakan, "Yield obligasi ini berada pada tingkat yang bersahabat bagi pemerintah. Namanya juga patriot bond jika tidak menghadirkan imbal hasil yang demikian."
The Strait Times melaporkan bahwa sejumlah pengusaha besar telah menyatakan minat untuk bergabung dalam Patriot Bond. Di antara mereka terdapat konglomerat yang memiliki investasi di berbagai bidang, seperti pertambangan, minyak kelapa sawit, makanan dan minuman, serta properti. Pada 23 Agustus, perwakilan pemerintah bertemu dengan beberapa konglomerat, di mana mereka sepakat untuk berinvestasi antara Rp2 triliun hingga Rp3 triliun per orang.
"Para pembeli obligasi ini adalah individu sukses yang telah meraih banyak hal dan kini ingin memberikan kembali kepada masyarakat," ujar sumber lain dari Danantara.