Bobby menegaskan bahwa Bandara Kualanamu dirancang untuk menjadi gerbang Indonesia bagian barat, bukan sekadar relokasi dari Bandara Polonia. Meskipun begitu, harga avtur yang tinggi menjadi penghambat utama realisasi rencana tersebut.

“Konsep awal Kualanamu bukan sekadar memindahkan bandara, tetapi untuk menjadi pintu gerbang. Jika kita semua berkolaborasi, tujuan ini bisa tercapai,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa penurunan harga avtur akan memiliki dampak yang signifikan. Bukan hanya mendorong pertumbuhan sektor penerbangan, tetapi juga mempercepat perkembangan kawasan ekonomi di sekitar Kualanamu. Hal ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan perputaran ekonomi di Sumatera Utara.

“Jika harga avtur dapat diturunkan, efek positifnya akan sangat besar. Kita dapat mengembangkan industri penerbangan dan kawasan Kualanamu yang saat ini stagnan,” ujarnya.

Menanggapi pernyataan Bobby, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut mengapresiasi perhatian dan masukan yang diberikan. Mereka menekankan bahwa umpan balik dari pemerintah daerah sangat penting dalam usaha bersama mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk pengembangan kawasan aeropolis di sekitar bandara.

Meski demikian, mereka menegaskan bahwa penetapan harga avtur di seluruh Indonesia mengikuti formula nasional yang berlaku. Formula ini mempertimbangkan fluktuasi harga minyak dunia dan komponen biaya operasional lainnya.

Baca Juga:error code: 524

“Kami menjamin ketersediaan avtur di Bandara Kualanamu dalam kondisi aman dan memenuhi kebutuhan maskapai. Kami juga berkomitmen menjaga pelayanan yang baik agar operasional maskapai berjalan lancar,” ungkap mereka.