Bobby mengungkapkan bahwa harga avtur di Bandara Kualanamu mencapai Rp14.500 per liter, sedangkan di Bandara Soekarno-Hatta berkisar Rp12.000 per liter. Di Malaysia, harga avtur jauh lebih murah, sekitar Rp9.000 hingga Rp10.000 per liter.

“Bisa dibayangkan betapa besar perbedaan harga ini. Pesawat tidak sekadar mengisi bahan bakar layaknya mobil, tetapi dengan jumlah yang sangat besar,” paparnya.

Dia juga mencatat bahwa banyak maskapai swasta berusaha mencari cara untuk mengurangi biaya operasional, seperti mengisi bahan bakar penuh di Kuala Lumpur atau Penang dan hanya menambah sedikit di Kualanamu sebelum kembali ke Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa maskapai perlu melakukan inovasi untuk mengelola biaya di tengah tingginya harga avtur.

“Kami juga bisa membantu agar harga avtur di Kualanamu dapat lebih bersaing. Terlebih lagi, Bandara Kualanamu merupakan yang pertama memiliki akses kereta menuju kota. Fasilitas yang ada mendukung tidak hanya penerbangan domestik tetapi juga internasional,” ujarnya.

Bobby menambahkan bahwa situasi ini memengaruhi keberlangsungan penerbangan internasional di Kualanamu. Beberapa maskapai asing telah mencoba membuka rute menuju Medan, tetapi terpaksa menghentikannya setelah beberapa bulan karena tingginya biaya avtur yang tidak sebanding dengan jumlah penumpang.

Baca Juga:error code: 524

“Mari kita lihat jumlah penerbangan internasional yang ada. Jika terus meningkat, itu berarti fungsi bandara beroperasi dengan baik. Namun, jika ada maskapai yang berhenti beroperasi, kita perlu mencari tahu penyebabnya dan mencari solusi bersama,” tandasnya.