Jambi – Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Jambi, Saleh Rido, mengakui bahwa capaian retribusi parkir tahun 2024 masih belum optimal. Dari target Rp 6,3 miliar, baru terealisasi sekitar Rp 6 miliar. Salah satu penyebabnya adalah terganggunya akses masuk ke kawasan pasar akibat proyek IPAL yang mengganggu lahan parkir.
“Itu sangat mempengaruhi penerimaan dari parkir dalam kawasan. Banyak masyarakat enggan masuk karena area parkir terganggu,” jelas Saleh, Jumat (19/7).
Ia juga menyebut sejumlah lokasi parkir, termasuk yang menggunakan kartu langganan, kini menjadi titik yang kurang diminati masyarakat. Namun, capaian retribusi dari parkir tepi jalan umum justru menunjukkan kinerja positif menurutnya.
“Untuk yang di tepi jalan umum, capaian kita hampir 120 persen,” ujarnya.
Petugas Parkir Fluktuatif, Sistem QRIS Belum Maksimal
Saleh menjelaskan saat ini terdapat sekitar 500 petugas parkir resmi di Kota Jambi, dengan jumlah terakhir tercatat 538 orang. Namun, jumlah ini bersifat fluktuatif karena beberapa petugas dapat sewaktu-waktu diberhentikan akibat pelanggaran.
“Kita sudah berinisiatif bersama Pemkot untuk meningkatkan penerimaan retribusi lewat sistem pembayaran non-tunai menggunakan QRIS,” katanya.
Sayangnya, implementasi sistem QRIS masih jauh dari harapan. Dari sekitar 500 jukir, baru separuhnya yang memiliki barcode QRIS. Saat ini, transaksi harian menggunakan QRIS hanya berkisar 60–70 transaksi.
“Banyak jukir yang belum menerapkan pembayaran non tunai QRIS ke masyarakat. Bahkan ada yang mengaku barcode hilang, padahal setelah dicek di sistem, mereka sudah memiliki barcode. Ini jelas disengaja,” tegasnya.