Dinas Sosial (Dinsos) DKI menunjuk tiga vendor untuk mendistribusikan bantuan, yaitu Perumda Pasar Jaya, PT Food Station, dan PT Trimedia Imaji Rekso Abadi. Dari ketiganya, Perumda Pasar Jaya memperoleh porsi terbesar, yakni Rp2,85 triliun.
Namun, pada 12 Januari 2023, akun Twitter @kurawa mengunggah video yang memperlihatkan tumpukan beras bansos dalam kemasan 5 kg di sebuah gudang sewaan milik Perumda Pasar Jaya di kawasan industri Pulogadung. Sekitar 1.000 ton beras ditemukan menumpuk dalam kondisi tidak layak konsumsi.
“Semua ini berawal dari informasi whistleblower yang mengungkap adanya penimbunan beras bansos tahun anggaran 2020 yang tidak pernah disalurkan,” tulis akun @kurawa.
Temuan di gudang tersebut turut memunculkan pertanyaan besar terhadap peran dan pengawasan PPK Dinsos DKI. Diduga kuat terjadi kelalaian dalam monitoring distribusi bansos hingga menyebabkan kerusakan pada komoditas utama, yakni beras.
Maladministrasi dan Dugaan Manipulasi Dokumen
Jojo, sapaan akrab Joko Priyoski, menyebut bahwa berdasarkan data lapangan, terjadi maladministrasi serius yang melibatkan PD Pasar Jaya dan Dinas Sosial.
Salah satu bukti kerugian negara adalah adanya unknown shrinkage atau kehilangan tidak diketahui sebesar Rp150 miliar, yang diduga berasal dari praktik manipulasi dokumen pengiriman.
Lebih parah lagi, ditemukan vendor-vendor yang tidak sesuai dengan bidang usahanya, seperti perusahaan parkir, servis AC, SPBU, hingga kontraktor bangunan. Bahkan, beberapa nama vendor dikabarkan terafiliasi dengan anggota DPRD DKI, pihak swasta, dan elite partai politik.