“Harimau pada umumnya tidak suka dibelai di bagian punggung, terutama di dekat pantat. Pria itu terus-menerus mengelus harimau di dekat area tubuh itu dan bisa membuat harimau itu frustrasi. Puncaknya adalah ketika pria itu memeganginya untuk difoto,” komentar akun kdmangale.

Insiden ini memicu beragam reaksi di media sosial. Salah satunya diungkapkan oleh akun Sanjay Madrasi Pandey. Ia menduga hewan liar di tempat wisata semacam itu sering kali diberi obat bius agar tampak jinak, tapi hal itu tidak akan menghilangkan sifat alami mereka.

“Ketika obat penenang mulai hilang, seekor harimau bisa menjadi ganas, menimbulkan ancaman serius. Perjalanan yang bertanggung jawab menuntut kehati-hatian dan rasa hormat terhadap kekuatan satwa liar yang tak terkendali,” katanya.

Tiger Kingdom, sebuah atraksi wisata populer di Phuket, memasarkan dirinya sebagai tempat di mana pengunjung bisa melihat harimau dari dekat. Melalui situs webnya, Tiger Kingdom mengklaim menggunakan teknik penguatan positif untuk melatih hewan-hewan tersebut.

Mereka juga menyatakan bahwa harimau di Tiger Kingdom tidak dibius, dicabut cakarnya, atau dicabut taringnya. Klaim ini telah menarik perhatian ketat dari berbagai kelompok hak asasi hewan.

Insiden penyerangan harimau terhadap turis bukan kali pertama terjadi di Tiger Kingdom. Pada tahun 2014, seorang turis Australia juga terluka parah oleh seekor harimau di sana, yang menyebabkan salah satu kandang ditutup sementara.