Jakarta — Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mengerahkan 2.000 personel pasukan Garda Nasional ke Los Angeles guna menangani aksi demonstrasi dan kerusuhan yang menentang operasi dan razia imigran gelap oleh agen federal.
Mengutip Reuters, Minggu (8/6), langkah tersebut diumumkan saat ratusan demonstran turun ke jalan dalam dua hari berturut-turut, memprotes keberadaan petugas Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) di kawasan tersebut.
Aksi demonstrasi dan kerusuhan berlangsung di wilayah Paramount, Los Angeles tenggara. Sejumlah demonstran terlihat membawa bendera Meksiko.
Sementara itu, sekitar 60 orang berkumpul dalam aksi lanjutan di pusat kota Los Angeles pada Sabtu (7/6) malam sambil meneriakkan slogan seperti “ICE out of L.A.!”
Gedung Putih dalam pernyataan resminya menyatakan bahwa Presiden Trump menandatangani nota kepresidenan untuk mengerahkan pasukan Garda Nasional guna mengatasi situasi yang kembang.
Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengatakan Pentagon siap mengerahkan pasukan aktif jika kekerasan berlanjut. Ia menambahkan bahwa personel Marinir di Camp Pendleton, dekat Los Angeles, telah berada dalam status siaga tinggi.
“Jika kekerasan terus terjadi, kami tidak akan ragu untuk bertindak,” kata Hegseth.
Keputusan tersebut mendapat kecaman dari Gubernur California Gavin Newsom. Ia menyebut langkah itu sebagai tindakan provokatif dan tidak perlu.
Dalam unggahan di platform X, Newsom mengatakan bahwa pengerahan Garda Nasional bukan karena kekurangan aparat.
Ia menuduh Trump menginginkan tontonan. Ia menyerukan agar warga tidak terprovokasi dan menyuarakan aspirasi secara damai.