Kedua, inflasi. Rike mengatakan inflasi biaya pendidikan biasanya lebih tinggi 1 sampai 2 persen dari inflasi umum.

“Inflasi perlu kita masukkan dalam persiapan dana pendidikan anak,” katanya.

Ia memberikan contoh jika sudah mempertimbangkan faktor tersebut diperkirakan dana pendidikan anak sebesar Rp200 juta hingga perguruan tinggi dan anak masih berusia 10 tahun.

Maka, orang tua bisa mengalokasikan Rp1,5 juta per bulan untuk diinvestasikan.

“Dengan asumsi inflasi 7 persen kita pakai pertumbuhan investasi 8 persen per tahun. Maka orang tua perlu setoran 1,5 juta selama 10 tahun untuk mengejar ekuivalen Rp200 juta itu di masa depan,” katanya.

3. Investasi Emas – Reksadana

Sementara itu, Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho mengatakan dana pendidikan anak bisa disiapkan dengan berinvestasi. Investasi yang dipilih tergantung jangka waktu yg dimiliki sebelum dana pendidikan diperlukan.

Bila waktunya di bawah tiga tahun maka sebaiknya diinvestasikan di instrumen yang resikonya rendah seperti logam mulia, deposito, obligasi ritel negara, reksadana pasar uang maupun reksadana pendapatan tetap.

“Bila punya waktu tiga sampai lima tahun maka bisa diinvestasikan di reksadana campuran, pasar saham, atau logam mulia,” katanya.

Sedangkan bila waktunya cukup lama di atas lima tahun bahkan belasan tahun maka bisa diinvestasikan di pasar saham, reksadana saham, properti, atau agribisnis.