Ia juga menuduh bahwa serangan itu dilakukan di bawah Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA), badan pengawas nuklir PBB. Meski demikian, Saeid Iravani tidak memberikan bukti rinci mengenai keterlibatan IAEA, dikutip dari CNN.
Saeid Iravani menyatakan bahwa serangan itu melanggara Piagam PBB dan Non-Proliferasi Internasional serta mendesak rapat darurat “untuk memeriksa tindakan yang melanggar hukum ini, mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengutuknya dan memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab tak boleh luput dari hukuman.”
AS sebelumnya membombardir tiga fasilitas nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Teheran, menggunakan bom GBU-57 yang dijatuhkan dari pesawat pengebom siluman B-2, Minggu (22/6) dini hari WIB.
Pejabat AS mengungkapkan menggunakan sedikitnya enam jet pengebom B-2 untuk menghancurkan bunker nuklir Iran di Fordo.
Meski demikian, Iran menyatakan fasilitas nuklir Fordo tidak mengalami kerusakan parah usai dibombardir AS.