Jakarta — Apa yang Anda lakukan saat si kecil terbangun tengah malam? Banyak orang tua bereaksi spontan untuk menghampiri, menepuk-nepuk, atau bahkan memberi susu untuk menenangkan si kecil.

Padahal, pendekatan seperti itu sebenarnya salah. Orang tua tak disarankan memberikan interaksi berlebih saat si kecil terbangun. Pendekatan tersebut justru bisa berdampak negatif.

Dokter spesialis anak di Tzu Chi Hospital Ian Suryadi Setja mengatakan, tengah malam di kisaran pukul 23.00 – 02.00 WIB merupakan fase tidur yang penting bagi anak. Pada fase ini, tubuh si kecil sedang memproduksi hormon pertumbuhan dalam jumlah maksimal.

“Di jam itu tidak boleh diberikan apa pun, termasuk susu atau ASI. Karena bisa mengganggu kerja hormon yang sedang aktif-aktifnya,” kata Ian dalam diskusi media di kawasan Semanggi, Jakarta, Senin (2/6).

Hormon pertumbuhan sendiri memiliki peran besar dalam tumbuh kembang anak, seperti menambah tinggi badan, memperbaiki jaringan dan sel tubuh, menyeimbangkan metabolisme, hingga mengatur komposisi otot dan lemak.

Alih-alih menepuk-nepuk atau memberi susu, orang tua justru dianjurkan untuk membiarkan si kecil tidur kembali dengan sendirinya.

“Kalau anak terbangun tiba-tiba, biarkan saja dulu. Jangan langsung didekati apalagi diberi stimulus seperti pelukan, tepukan, atau suara. Sebisa mungkin hindari interaksi agar ia bisa kembali tidur sendiri,” lanjutnya.

Menurut Ian, tak sedikit orang tua yang merasa bahwa anaknya terbangun karena lapar. Tak heran jika pemberian ASI kerap jadi ‘jalan ninja’ setiap si kecil terbangun tengah malam.