Jakarta — Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menanggapi santai deretan kritik terhadap rumah subsidi 18 meter persegi.

Pria yang akrab disapa Ara itu memahami ada pihak yang bertanya kenapa tidak membangun rumah vertikal saja. Dia menyampaikan sebenarnya pemerintah juga menyiapkan rencana itu.

“Kita akan ada program juga sudah ini membuat desain yang high-rise, bukan low-rise. Buat anak muda, buat di kota dengan desain-desain yang menarik,” ujar Ara saat ditemui di Kantor Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta Selatan, Jumat (20/6).

“Betul kalau di kota itu memang sebaiknya high-rise (bangunan vertikal),” ujarnya.



Meski begitu, Ara menyebut rencana rumah tapak berukuran kecil juga terus dikaji. Menurutnya, skema rumah tapak masih memungkinkan di beberapa kota.

Ara menyatakan tidak masalah dengan berbagai kritik tentang rumah subsidi berukuran 18 meter persegi. Dia berkata akan terus mendengar berbagai masukan.

“Jangan ragu-ragu mau kritik saya. Ya? Karena itu masukkan itu vitamin,” ucapnya.

Ara sebelumnya dihujani kritik di media sosial karena menggagas rumah subsidi berukuran 18 meter persegi.

Rencana itu dikritik berbagai kalangan, mulai dari warga biasa hingga arsitek. Sejumlah ahli menyarankan pemerintah untuk fokus membangun rumah vertikal untuk mengatasi solusi harga tanah mahal di perkotaan.

“Kalau ada tanahnya pun lebih baik dibuat hunian vertikal. Mau bagaimana lagi, solusi yang paling masuk akal sekarang rumah vertikal,” ujar Kepala Departemen Riset Colliers Indonesia Ferry Salanto saat dihubungi , Rabu (18/6).

(ara/sfr)