“Saya sudah mengirim email ke konsulat Amerika meminta perlindungan karena ada 13 warga Amerika yang sedang berada di kapal,” kata Ruth.
Ruth menilai pengalaman buruk ini telah merusak citra pariwisata Labuan Bajo dan Indonesia di mata keluarga besarnya dari AS. Mereka kini kehilangan kepercayaan terhadap pariwisata Labuan Bajo.
Solusi Sementara dan Nasib Pembayaran
Meski demikian, Ruth dan rombongan akhirnya bisa diberangkatkan menuju Taman Nasional Komodo pada Senin sore. Keberangkatan ini dimungkinkan setelah pihak kepolisian memfasilitasi komunikasi antara pihak kapal, wisatawan, dan saudara dari pemilik Gratio Tour, dengan menggunakan kapal pinisi Flores Kencana yang dioperasikan oleh Zada Ulla.
“Iya (sudah diberangkatkan ke Taman Nasional Komodo),” konfirmasi Subali, staf agen kapal wisata Zada Ulla, saat dihubungi pada Selasa (3/6).
Subali menambahkan bahwa meskipun wisatawan sudah diberangkatkan, ada beberapa destinasi yang terlewatkan dan baru bisa mereka kunjungi di hari terakhir. Ia juga menegaskan bahwa Zada Ulla pun menjadi korban penipuan oleh Gratio Tour.
Mereka baru menerima pembayaran 30 persen atau Rp 24 juta dari total biaya perjalanan Rp 80 juta. Sementara wisatawan telah melunasi seluruh pembayaran ke Gratio Tour.
Masalah pembayaran yang belum dilunasi ini rencananya akan diselesaikan dengan Gratio Tour setelah rombongan wisatawan selesai berlayar. Zada Ulla sendiri belum memutuskan apakah akan menempuh jalur hukum atau menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan, dengan prioritas membangun komunikasi terlebih dahulu dengan Gratio Tour.