“Mereka (pihak kapal) meminta tambahan Rp 50 juta lagi, padahal saya sudah bayar lunas ke Dominikus,” kata Ruth dengan nada kecewa.

Setelah adu argumen yang berlangsung selama dua jam di ruang tunggu pelabuhan, rombongan akhirnya diizinkan naik ke kapal, namun hanya untuk berlindung dari terik matahari, bukan untuk berlayar.

Kekecewaan para turis, banyak di antaranya baru pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia, tak terbendung. Mereka merasa pengalaman ini sangat tidak menyenangkan.

“Jujur, keluarga dari Amerika sangat kecewa. Mereka pikir saya sebagai orang Indonesia bisa memastikan semuanya berjalan lancar. Tapi ternyata saya sendiri ditipu oleh sesama orang Indonesia,” tutur Ruth getir.

“Ini bukan cuma soal uang, ini soal kepercayaan dan nama baik pariwisata Indonesia,” tegas Ruth. 

Mencoba mencari penyelesaian, Ruth berulang kali menghubungi Dominikus hingga sore hari, namun tak kunjung tersambung. Ia pun akhirnya melaporkan peristiwa ini kepada pihak kepolisian. Ruth mengatakan polisi mendatangi rumah Dominikus di Labuan Bajo, namun hanya bertemu dengan istri dan adiknya.

“Polisi mengejar keluarga Dominikus dan berhasil menemukan istri serta adiknya. Adiknya datang ke kapal saya, meminta maaf bahwa ia tidak tahu abangnya melakukan penipuan, namun keluarga tidak memiliki uang untuk mengembalikan,” jelas Ruth.

Tak hanya itu, Ruth juga telah melaporkan masalah yang menimpa dirinya dan keluarga besarnya ini ke Konsulat Amerika Serikat. Ia secara khusus meminta perlindungan bagi nasib 13 turis AS yang menjadi korban.