Jakarta — Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan telah berkomunikasi dengan Israel dan Iran untuk membujuk mereka berhenti perang. Kedua negara tersebut sudah memasuki hari kedelapan saling serang pada Jumat (20/6).

Putin kemudian mengungkapkan isi pembicaraan masing-masing dengan Israel dan Iran. Ia mengaku telah mendapatkan kepastian dari Israel untuk melindungi warga Rusia di pembangkit listrik tenaga nuklir yang dibangun Rusia.

Times of Israel pada Jumat (20/6) memberitakan Putin meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memastikan keamanan personel Rusia yang bekerja membangun dua reaktor lagi di PLTN pelabuhan Bushehr Iran.

Putin juga mengangkat masalah tersebut dengan Presiden AS Donald Trump.

“Perdana Menteri Netanyahu telah menyetujuinya, dan Presiden Trump telah berjanji untuk mendukung tuntutan sah kami,” kata Putin di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg.

Presiden yang negaranya juga masih sibuk perang dan serang Ukraina ini kemudian membantah tuduhan Rusia telah meninggalkan Iran, sekutunya. Ia menyatakan Kremlin terus menjaga hubungan baik dengan Iran dan Israel.

Putin mengatakan Rusia selalu memenuhi kewajibannya kepada Iran, seraya menambahkan bahwa Moskow dengan tegas mendukung hak Teheran menggunakan energi nuklir secara damai.

Ia menyuarakan keprihatinan tentang konflik yang terus meningkat, dengan mengatakan kami “sangat khawatir tentang apa yang terjadi di sekitar fasilitas nuklir Iran dan kemungkinan konsekuensinya.”

Rusia juga disebut telah mengusulkan “beberapa ide,” tak diungkap secara detail, untuk kemungkinan penyelesaian antara Iran dan Israel yang saat ini sedang dibahas.