Jakarta — Presiden baru Korea Selatan Lee Jae Myung telah menyatakan niat untuk mengarahkan negaranya akur dengan Korea Utara.
Dalam pidato pertamanya setelah dipastikan menang, Lee menyampaikan bahwa ia ingin berdialog dengan Korea Utara mengenai hubungan kedua negara.
“Sembari menguatkan kemampuan pertahanan nasional untuk menangkal Korea Utara, saya akan mendorong dialog dan komunikasi antar-Korea dengan keyakinan teguh bahwa keamanan sejati tak terletak pada memenangkan perang, tapi mencegah keinginan untuk bertikai,” ujar Lee dalam pidatonya seperti dikutip dari Yonhap.
“Dua negara Korea harus hidup berdampingan dan bekerja sama demi menemukan jalan untuk berbagi kesejahteraan. Saya akan bekerja keras untuk menstabilkan situasi di Semenanjung (Korea) untuk meminimalkan risiko bagi Korea serta menjamin keamanan nasional tidak memperburuk kehidupan rakyat,” lanjut Lee.
Hubungan Korea Selatan dan Korea Utara menegang selama di bawah pemerintahan eks Presiden yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol. Di bawah kepemimpinan Yoon, Korsel tegas menantang segala tingkah Korut.
Pakta militer yang mengurangi ketegangan antarnegara juga ditangguhkan, setelah pertama ditandatangani pada 2018. Hal ini sejalan dengan dimasifkannya latihan militer bersama Korsel-Amerika Serikat yang bikin Korut uring-uringan.
Menurut sejumlah pengamat, Lee tampaknya akan menghidupkan kembali kebijakan progresif Moon Jae In mengenai hubungan Korut-Korsel.
“Meskipun tidak persis sama dengan pemerintahan Moon, namun Lee tampaknya akan mengambil langkah-langkah untuk mendorong dialog antar-Korea dan meredakan ketegangan, sejalan dengan kebijakan di bawah Moon,” kata peneliti senior di Institut Korea untuk Unifikasi Nasional, Hong Min, kepada Yonhap.