Jakarta — Perang antara Israel dan Iran menimbulkan dinamika di sejumlah instrumen investasi. Emas yang dikenal sebagai investasi teraman pun jadi sorotan.
Lantas, bagaimana proyeksi pergerakan harga emas pekan ini?
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan memang ada kecenderungan nilai emas naik saat situasi memburuk. Namun, situasi saat ini berbeda.
“Walau situasi geopolitik yang memanas, namun harga diperkirakan masih mungkin akan mengalami koreksi walau terbatas,” ujar Lukman saat dihubungi , Kamis (19/6).
Perang Iran-Israel memang bisa mempengaruhi harga emas. Namun, ada kemungkinan kesepakatan AS dengan Iran terkait nuklir.
Pada saat bersamaan, perang tarif dagang Presiden AS Donald Trump masih berlangsung. Lukman menyoroti potensi kesepakatan antara AS dengan China dan Uni Eropa yang hanya tinggal beberapa minggu lagi.
“Keduanya masih penuh ketidakpastian dan bisa menekan harga emas apabila situasi berubah menjadi lebih baik,” ucapnya.
Lukman berkata sebagian investor sedang menunggu dan memantau situasi. Mereka justru memanfaatkan momen ini untuk menjual emas guna mengambil untung.
“Investor boleh saja menambah kepemilikan, mengingat outlook jangka panjang masih belum berubah, masih naik. Namun, disarankan untuk tidak agresif. Wait and see juga langkah yang bijaksana,” ucapnya.
Untuk pekan ini, Lukman memperkirakan harga emas global berkisar US$3.300-US$3.380 per troy ounce.
Harga emas dunia sebelumnya turun pada Rabu (19/6).
Reuters melaporkan harga emas spot gold turun 0,4 persen ke level US$3.374,75 per ons. Sementara itu, kontrak emas berjangka AS naik 0,03 persen ke level US$3.408,1.