Sementara itu, berkat bantuan dari Pusat Respons Penipuan Nasional Malaysia, otoritas Singapura juga berhasil memperoleh lebih dari S$19.000 (sekitar Rp240 juta) dari rekening bank di Malaysia.
Direktur Departemen Urusan Komersial SPF David Chew mencatat perlunya kerja sama transnasional untuk menghadapi ancaman transnasional di dunia saat ini.
“Di era digital saat ini, sindikat penipuan beroperasi tanpa batasan geografis, menggunakan metode yang semakin canggih di berbagai yurisdiksi untuk menipu korban dan mencuci hasil ilegal mereka,” katanya.
“Tidak ada yurisdiksi tunggal yang memiliki jawaban yang memadai untuk momok ini, tetapi kami secara kolektif lebih kuat bersama,” tegas dia.
Ia juga memuji efektivitas Operation Frontier+, platform kolaborasi sepuluh negara yakni Singapura, Hong Kong, Malaysia, Thailand, Maladewa, Korea Selatan, Australia, Makau, Kanada, dan Indonesia, untuk mengatasi kasus penipuan lintas batas yang memungkinkan lembaga penegak hukum bekerja sama.
“Operasi FRONTIER+ melambangkan efektivitas kerja sama internasional dalam memerangi penipuan. Upaya bersama ini menunjukkan komitmen bersama kami untuk mencekal sindikat penipuan transnasional,” kata Chew.
“Kami akan terus memperkuat kemitraan internasional ini untuk memastikan warga kami aman dari penipuan dan scammers tidak memiliki tempat berlindung yang aman,” pungkasnya.