Jakarta — Pemilihan Presiden Korea Selatan yang digelar Selasa (3/6) dan dimenangkan Lee Jae Myung, ternyata mengungkap maraknya praktik perdukunan di negeri ginseng itu.

Para dukun yang dikenal dengan “mudang” atau “mansin” beradu kepandaian untuk bisa bisa melihat siapa pemenang dalam kontestasi politik kali ini. Yang Su Bong, salah satu dukun bahkan sudah bisa melihat pemenangnya sejak beberapa tahun.

“Sejak awal, saya sudah melihat Lee Jae-myung akan menjadi presiden,” kata Yang kepada AFP dari kantornya di kota pelabuhan barat, Incheon.

Bagi dia, aura presiden sudah terlihat jelas di wajah Myung.

“Saya tak bisa berbohong tentang apa yang saya lihat,” katanya menambahkan.

Tapi sebelum Yang meramalkan, hasil survei memang mengunggulkan mantan buruh pabrik itu untuk masuk ke kursi presiden Korsel. Survei terbaru dari Gallup menunjukkan 49 persen responden menilai Lee sebagai kandidat terbaik, sementara Kim Moon Soo dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang konservatif tertinggal dengan 35 persen.

Kekuatan ramalan dukun Yang, bukan saja mengungkap praktik gaib selama Pilpres tapi juga tradisi masyarakat Korsel selama berabad-abad.

Meski Korsel dikenal sebagai warga pekerja keras dengan raihan teknologi kelas dunia, namun para dukun tidak kehilangan pamor. Organisasi perdukunan terbesar di negara itu mencatat ada sekitar 300.000 dukun aktif di seluruh Korea Selatan.

Para dukun didatangi warga yang ingin tahu peruntungan mereka dari soal jodoh sampai keputusan bisnis.

Walaupun kepercayaan rakyat terhadap shamanisme ini juga kerap menjadi sorotan negatif bagi politik Korsel. Sebab, dua pemakzulan presiden Korsel pernah dikaitkan dengan praktik ini.