Lee memangku jabatan dengan beban yang besar, mulai dari pertumbuhan ekonomi yang lambat dan perang dagang global hingga meningkatnya kekhawatiran atas hubungan militer antara Pyongyang yang bersenjata nuklir dan Moskow.

Ia juga menghadapi tantangan untuk memimpin negara yang masih terguncang oleh kekacauan yang dipicu oleh deklarasi darurat militer Yoon pada bulan Desember dan kebangkitan sayap kanan setelahnya — yang menurut para ahli pembangunan telah sangat mengguncang rasa demokrasi kolektif negara tersebut.