Durov memutuskan bahwa anak-anaknya tidak akan memiliki akses ke kekayaannya hingga jangka waktu 30 tahun, terhitung sejak hari ini.
“Saya ingin mereka hidup seperti orang normal, membangun diri mereka sendiri, belajar untuk percaya diri, mampu berkreasi, tidak bergantung pada rekening bank. Saya ingin menegaskan bahwa saya tidak membeda-bedakan anak-anak saya: ada yang dikandung secara alami dan ada yang berasal dari sumbangan sperma saya,” katanya.
Ketika ditanya mengapa ia baru menulis surat wasiatnya sekarang, Durov mengatakan pekerjaannya memiliki risiko dan membuatnya memiliki banyak musuh.
“Pekerjaan saya mengandung risiko – membela kebebasan membuat Anda memiliki banyak musuh, termasuk di dalam negara yang berkuasa. Saya ingin melindungi anak-anak saya, dan juga perusahaan yang saya dirikan, Telegram. Saya ingin Telegram selamanya tetap setia pada nilai-nilai yang saya pertahankan,” terangnya.
Telegram, yang memiliki lebih dari satu miliar pengguna bulanan, dikenal dengan enkripsi tingkat tinggi dan pengawasan yang terbatas terhadap apa yang dikirim oleh para penggunanya.
Tahun lalu, Durov ditangkap di Paris atas tuduhan yang berkaitan dengan sejumlah kejahatan, termasuk tuduhan bahwa platformnya terlibat dalam membantu para pelaku pencucian uang, pengedar narkoba, dan orang-orang yang menyebarkan pornografi anak.
Durov, yang merupakan pemegang saham tunggal Telegram, membantah tuduhan tersebut, yang disebutnya “tidak masuk akal”.
“Hanya karena para penjahat menggunakan layanan pesan kami di antara banyak layanan lainnya, tidak membuat mereka yang menjalankannya menjadi penjahat,” katanya kepada majalah Prancis tersebut.