Yogyakarta – Di tengah tantangan profesi hukum yang semakin pragmatis, Ketua Umum DPN PERADI, Prof. Dr. Otto Hasibuan, melontarkan seruan kuat untuk mengembalikan marwah advokat sebagai officium nobile (profesi yang mulia). Di hadapan 130 ketua advokat muda se-Indonesia, ia mengingatkan bahwa menjadi advokat bukanlah sekadar tentang mencari uang, melainkan tentang menjadi pejuang bagi para pencari keadilan.
“Profesi advokat bukan hanya mencari uang, tapi juga untuk berjuang untuk para pencari keadilan, sekaligus membesarkan organisasi, dan tetap ingat bangsa dan negara,” tegas Prof. Otto dalam acara Leadership Development Programme (LDP) PERADI di Griya Persada Yogyakarta, Senin (9/6/2025). Acara LDP berlangsung hingga 11 Juni 2025.
Ia menggambarkan betapa unik dan pentingnya peran seorang advokat dalam sistem hukum. Menurutnya, advokat adalah satu-satunya profesi yang tak pernah meninggalkan kliennya dari awal hingga akhir proses hukum.
“Dari proses diperiksa, sampai di persidangan hingga mendapat kepastian hukum, lawyer tidak pernah meninggalkan kliennya. Berbeda dengan Polisi bahkan Jaksa dan Hakim. Karena itulah, posisi advokat ini menjadi penting,” ujar Otto.
Untuk mengemban tugas mulia ini, Prof. Otto menekankan bahwa modal utama yang harus dimiliki advokat muda adalah integritas, kompetensi, dan keberanian. LDP ini, menurutnya, dirancang untuk memperkuat ketiga modal tersebut.
Komitmen PERADI pada sistem single bar juga disinggung sebagai upaya untuk memperkuat posisi dan kehormatan profesi. Melalui acara ini, Prof. Otto Hasibuan seolah ingin menanamkan kembali DNA asli profesi advokat kepada generasi penerus: bahwa di pundak mereka terletak tanggung jawab besar untuk menjadi garda terdepan keadilan, bukan sekadar menjadi pedagang perkara yang melupakan esensi perjuangan hukum itu sendiri.
Sementara, Ketua YLC, Ilham Prakas Karlesta memeaparkan, kegiatan Leadership Development Programme diikuti oleh 130 peserta dari 80 cabang.
“Untuk acara hari ini kita hanya 130, dengan 80 cabang dan bertujuan menciptakan kader-kader advokat Peradi yang baik,” ungkapnya.
Peserta mendapatkan materi sejarah advokat, decision making, public speaking, juga team building.
“Pesertanya dari Sabang sampai Merauke, jadi supaya mempererat yang silaturahmi setiap cabang,” paparnya.