Tel Aviv merasa mereka memiliki momentum yang tepat dan memiliki waktu yang terbatas untuk menghancurkan nuklir Iran, dengan mempertimbangkan biaya perang.

“Saya tidak melihat mereka menunggu lebih lama lagi,” kata sumber itu kepada Reuters, Sabtu (21/6).

Tidak jelas apakah operasi semacam itu akan melibatkan pengeboman, pasukan darat, atau keduanya.

Trump sendiri terkadang tampak bingung untuk memutuskan turun tangan langsung membantu Israel attau fokus pada upaya diplomatik untuk mengakhiri program nuklir Teheran. Tetapi, beberapa hari terakhir ini retorikanya tampak semakin agresif terhadap Iran.

Kebimbangan Trump soal campur tangan AS terhadap perang Iran-Israel mengungkap perpecahan dalam koalisi pendukung. Beberapa pendukung penting, termasuk dari Partai Republik, mendesak agar AS tak terlibat dalam perang.

AS adalah satu-satunya negara yang memiliki bom penghancur bunker yang cukup kuat, yang dipercaya bisa menghancurkan Fordow.

Kemarin, AS memindahkan pesawat pengebom B-2 ke wilayah Guam di Samudra Pasifik. Pengerahan jet bomber ini memperkuat kemungkinan AS masuk ke perang Timur Tengah.

Pesawat pengebom B-2 dapat mengangkut bom bunker terkuat AS, yakni GBU-57 Massive Ordnance Penetrator seberat 30 ribu pon atau sekitar 13,6 ton. Bom ini dirancang untuk menghancurkan target di bawah tanah, seperti fasilitas nuklir Fordow.

Iran bersikeras program nuklirnya hanya untuk tujuan damai, bukan untuk membuat senjata.