“Musim dingin di penjara sel nomor 8 betul-betul membuat dia [Lim] kesulitan mengurus bayinya, Yu lalu berbagi makanna yang hanya sedikit itu dengannya [Lim],” demikian tulisan dalam papan informasi di sel tersebut. Membaca kalimat itu secara tak sadar membuat air mata saya mengalir.

Yu juga digambarkan memiliki hati yang hangat dan sosok penyayang. Namun, usia dia tak panjang.

Pada 1 Maret 1920, Yu Gwan Sun merencanakan protes skala besar dengan narapidana lain. Rencana ini terendus pasukan kolonial, Yu lalu diasingkan di sel terpisah dan mengalami siksaan berat.

Gerakan 1 Maret menjadi penting lantaran di hari itu pada 1919, para demonstran Korea mendeklarasikan kemerdekaan kepada dunia dan menuntut pembebasan Jepang. Negeri Sakura menginvasi Korea pada 1592-1598 dan pada 1910 hingga 1945.

Dalam papan informasi di dekat bangunan tertera ada ruangan bawah tanah yang disebut-sebut menjadi sel Yu. Namun, tak ada bukti lebih lanjut. Di dalam sel memang ada semacam ruangan yang kecil tertutup kaca. Pengunjung tak diizinkan menginjak kaca demi keamanan dan menjaga keasliannya.

Yu dilaporkan meninggal pada 28 September 1920 akibat penyiksaan dan pemukulan di penjara.

Perjuangan Yu untuk memerdekakan Korsel menjadi suluh dan sejarah. Ia banyak dikenang dan tentu dihormati. Di bangunan ini juga terdapat satu ruangan yang berisi patung Yu Gwan Sun dalam lemari dengan kaca hitam.

Saat saya melintas di depan ruangan itu tampak seperti ada bayangan hitam, setelah mendekat ternyata patung Yu yang dibingkai dalam kaca. Karya itu buatan Kim Seo Kyung pada 2013.