• Usia 6-9 bulan: susu (ASI) 70 persen, MPASI 30 persen
  • Usia 9-12 bulan: susu dan MPASI masing-masing 50 persen
  • Usia 12 bulan ke atas: MPASI 70 persen, susu 30 persen

“Yang paling bagus tetap adalah ASI. Tapi bahkan ASI pun bukan makanan sempurna. ASI hanya mengandung sekitar 3 IU vitamin D per 100 ml, sementara kebutuhan bayi adalah 400 IU per hari. Maka tetap perlu diberikan tambahan dari luar,” jelasnya.

Susu memang mengandung zat gizi penting tapi, bahan pangan ini bukan satu-satunya sumber nutrisi untuk anak. Menurut Ian, asupan makanan yang beragam jauh lebih penting untuk memastikan kebutuhan nutrisi anak terpenuhi secara menyeluruh.

Nutrisi lain yang penting untuk perkembangan otak seperti AA, DHA, dan mikrobioma juga perlu diperhatikan. Oleh karenanya, ibu menyusui dianjurkan untuk makan ikan minimal dua kali seminggu. Sementara itu, makanan seperti tahu dan tempe juga dapat membantu mencukupi kebutuhan probiotik.

Bahaya terlalu banyak minum susu

Dalam kesempatan itu, Ian juga menjelaskan minum susu berlebihan, apalagi hingga dua liter per hari, bisa berdampak negatif bagi kesehatan anak. Ian menyebutkan dua risiko utama yang bisa dialami anak yakni:

1. Kelebihan kalori dan obesitas

Kandungan energi dalam susu cukup tinggi. Jika dikonsumsi terlalu banyak tanpa diimbangi aktivitas fisik, akan menyebabkan kelebihan berat badan.

2. Gangguan penyerapan zat besi

Susu dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh yang bisa berujung pada anemia defisiensi besi.

“Susu bukanlah superfood tunggal. Konsumsinya harus tetap dalam batas wajar,” tegas Ian.