Dukungan dari Amerika menjadi salah satu faktor yang membuat Isreel punya ‘nyali’ menyerang Iran.
Dikutip dari Watson Institute for International dan Public Affair, pengeluaran AS untuk operasi militer Israel dan operasi terkait AS di kawasan tersebut berjumlah sedikitnya $22,76 miliar (kurang lebih Rp 300 Triliun) dan masih terus bertambah.
“Perkiraan ini konservatif; meskipun mencakup pendanaan bantuan keamanan yang disetujui sejak 7 Oktober 2023, pendanaan tambahan untuk operasi regional, dan perkiraan biaya operasi tambahan, perkiraan ini tidak mencakup biaya ekonomi lainnya,” tulis situs tersebut.
Bagaimana dengan Iran? Baca di halaman selanjutnya…
Meski di atas kertas kalah dari Israel, namun Iran tidak memperlihatkan tanda-tanda menyerah. Rudal-rudal yang ditembakkan lumayan membuat Israel ketar-ketir.
Dikutip dari AP News, Iran memiliki keunggulan dalam hal jumlah penduduk, dengan 88 juta populasi dan luas wilayah 1,6 juta kilometer persegi (618.000 mil persegi) dibandingkan dengan 9 juta orang Israel dan 22.000 kilometer persegi (8.500 mil persegi).
Iran juga dikenal dengan pasukan tempurnya yang militan. Pasukan reguler sekitar 600.000 orang dengan perlengkapan standar, sementara Garda Revolusi (IRGC) memiliki sekitar 200.000 personel yang dibagi antara berbagai divisi.
Peralatan militer Iran merupakan campuran, termasuk beberapa yang disediakan oleh Uni Soviet dan yang lainnya oleh AS sebelum Revolusi Islam 1979, bersama dengan tambahan Rusia dan yang berasal dari industri dalam negeri.