Penurunan kinerja itu menular. Untuk Gudang Garam misalnya, penurunan kinerja membuat mereka memutuskan untuk menghentikan sementara pembelian tembakau dari petani di Temanggung, Jawa Tengah.
Informasi disampaikan oleh Bupati Temanggung Agus Setyawan usai bersama perwakilan anggota DPRD Temanggung dan Komite Pertembakauan Tembakau Temanggung berkunjung ke PT Gudang Garam Kediri.
Menurutnya, penghentian dilakukan karena penurunan penjualan rokok yang luar biasa di Indonesia.
“Jadi memang tidak lagi kondusif untuk membeli bahan baku khususnya dari Temanggung,” katanya, Minggu (15/6).
Lalu apa sebetulnya yang menjadi penyebab memblenya kinerja itu?
Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita mengatakan ada empat faktor yang mendorong anjloknya penjualan rokok di Tanah Air.
Namun yang pasti; penurunan itu bukan karena keberhasilan pemerintah dalam membasmi rokok ilegal.
“Dalam hemat saya, beberapa faktor ikut mempengaruhi penjualan rokok, terutama merek-merek yang sudah established di satu sisi dengan harga yang sudah terlanjur sangat mahal di sisi lain,” ujar Ronny kepada .
Pertama, daya beli kelas menengah dan bawah yang memang masih lesu dan belum membaik dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini menyebabkan para perokok beralih membeli produk yang harganya lebih murah. Bahkan tak sedikit pula beralih ke rokok ilegal demi memuaskan lidahnya.
Alhasil, rokok merek-merek terkenal dari perusahaan besar mulai ditinggalkan.
“Turunnya daya beli mengakibatkan mayoritas konsumen berpindah kepada merek-merek yang lebih murah, termasuk rokok ilegal yang semakin banyak beredar,” jelasnya.