Apalagi, Narapidana yang terlibat program ketahanan pangan adalah mereka yang telah menjalani dua pertiga masa binaan, dan sedang mengikuti proses asimilasi untuk pembebasan atau reintegrasi sosial (pembebasan bersyarat, cuti bersyarat, cuti menjelang bebas).
“Kami mendorong agar para warga binaan mendapat manfaat keuangan dari program ini dan digunakan sesuai kebutuhan, seperti untuk keperluan pribadi, keluarga, maupun tabungan,” ujar Agus.
Bertolak dari perkebunan jagung, Agus melanjutkan kegiatannya dengan meninjau kolam budidaya ikan nila. Lahan tambak ini memiliki 11 kolam dengan luas keseluruhan 20.000 m2 dan memiliki jumlah benih 65.000 ekor.
Sembari menyusuri pinggir-pinggir kolam, Menteri Agus bersama rombongan menyempatkan untuk memberi pakan ikan.
Setelah meninjau tambak ikan nila, Agus juga berkesempatan untuk mengecek peternakan ayam kampung unggulan Balitbang (KUB).
Lapas Terbuka sendiri sudah mulai melaksanakan peternakan ayam KUB sejak April 2025 yang kini jumlahnya mencapai 2.774 ekor. Jenis ayam ini dipilih oleh Lapas Terbuka untuk dikembangbiakkan karena masa panennya cukup singkat, yaitu sekitar tiga bulan.
Sebagai informasi, program ketahanan pangan yang melibatkan Warga Binaan di Lapas merupakan salah satu dari 13 Program Akselerasi Kemenimipas.Program akselerasi ini merupakan respons optimis Kemenimipas dalam mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yaitu Swasembada Pangan.
Agus optimis hasil dari program pembinaan yang memanfaatkan lahan di lingkungan lapas tersebut dapat digunakan untuk menyejahterakan petugas lapas dan Warga Binaan melalui skema bagi hasil penjualan.