Namun, penguasa de facto Arab Saudi Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) telah berulang kali menegaskan negaranya tidak akan mengakui Israel, tanpa negara Palestina yang merdeka.

Jumat malam kemarin, Israel berbuat semena-mena saat mengumumkan akan menghalangi kunjungan tersebut. Negeri Zionis ini memang mengendalikan perbatasan dan ruang udara Palestina.

Seorang pejabat Israel menuding Abbas bermaksud menjadi tuan rumah pertemuan provokatif dengan menteri luar negeri dari negara-negara Arab di Ramallah untuk membahas pembentukan negara Palestina.

“Israel tidak akan bekerja sama dengan tindakan seperti itu, yang bertujuan untuk merugikan Israel dan keamanannya,” katanya dikutip AFP.

Pekan ini, Israel minggu mengumumkan pembangunan 22 permukiman Yahudi baru di Tepi Barat.

Selama kunjungan ke salah satu lokasi permukiman baru, Menteri Pertahanan Israel Katz berjanji untuk membangun negara Yahudi Israel di wilayah Palestina.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai pembangunan rumah ini tindakan ilegal menurut hukum internasional. Sikap Israel ini juga dianggap salah satu hambatan utama bagi perdamaian abadi antara Israel dan Palestina.

Ia juga melontarkan cemoohan ke negara-negara yang akan mengakui kemerdekaan Palestina ‘di atas kertas’.

“Kertas itu akan dibuang ke tong sampah sejarah, dan Negara Israel akan berkembang dan makmur,” ucapnya.

Lebih dari 53 ribu warga Palestina di Jalur Gaza tewas sejak Israel melancarkan agresi brutalnya pada Oktober 2023 lalu.

Mayoritas yang terbunuh imbas pendudukan keji Israel adalah warga sipil, terutama perempuan dan anak-anak.