Dia mengatakan tak terdapat bukti kekerasan terhadap perempuan termasuk perkosaan massal pada 1998. Fadli juga menyebut tragedi itu hanya rumor dan tak tercatat dalam buku sejarah.

“Apa yang sebenarnya terjadi? Kita tak pernah benar-benar tahu, karena tidak pernah ada bukti kuat. Siapa yang bilang itu perkosaan massal? itu semua hanya desas-desus dan rumor semacam itu tak akan menyelesaikan apapun,” kata Fadli.

Dia lalu membahas rencana pemerintah merevisi sejarah resmi dengan meluncurkan seri buku sejarah 10 volume saat Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus mendatang.

Proyek penulisan ulang sejarah memicu protes habis-habisan sejak program ini diutarakan ke publik.