Jakarta — Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan berbicara soal adopsi kecerdasan buatan (AI) untuk program pemerintah, salah satunya adalah membantu distribusi bantuan sosial (bansos) dengan menggunakan face recognition atau pengenalan wajah.

“Bansos akan kita lemparkan sesuai dengan nama yang ada di situ. Nanti yang tidak terima ya harus terima, dia berikan langsung face recognition, sehingga data kita akan ke-update,” ujar Luhut di acara Peluncuran Sahabat-AI Model 70B di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Senin (2/6).

Luhut mengklaim distribusi bansos dengan menerapkan face recognition ini bisa menghemat hingga Rp100 triliun.

“Dengan digitalisasi, kita akan menghemat banyak sekali nanti dana-dana ke depan,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Luhut menyebut akal imitasi ini bukan pilihan melainkan kebutuhan strategis.Teknologi ini disebut hadir untuk memberikan perubahan-perubahan pada pengelolaan program pemerintah.

Sebagai contoh, kata Luhut, data yang terus ter-update bisa mengetahui berapa banyak jumlah penerima bansos. Ketika sejumlah penerima bansos mendapatkan pekerjaan di bulan berikutnya, data di sistem akan terupdate dan otomatis orang tersebut tidak lagi berhak menerima bansos.

Sayangnya, Luhut tidak menjelaskan kapan sistem pengenalan wajah ini akan diterapkan untuk distribusi bansos.

Pemerintah akan mencairkan sejumlah bansos dan insentif mulai 5 Juni. Sebagian besar bansos dan insentif merupakan bagian dari enam kebijakan stimulus ekonomi dalam upaya mendorong perekonomian nasional.