Jakarta — Nama Zohran Mamdani belakangan ini mencuri perhatian publik Amerika Serikat, khususnya di New York City.
Usai kampanyenya dalam pemilihan pendahuluan (primary) Partai Demokrat untuk pemilihan wali kota dinilai sukses menjangkau lintas demografi dan generasi.
Dilansir dari PR News, dengan pendekatan berbasis komunitas, narasi yang inklusif, serta kepekaan terhadap identitas dan bahasa, Mamdani disebut-sebut sebagai contoh baru dalam strategi komunikasi politik era digital.
Berbicara dengan bahasa ‘akar rumput’
Mamdani dikenal menggunakan gaya komunikasi yang sederhana namun kuat.
Bahasa yang digunakan dalam berbagai pidato dan unggahan media sosialnya terasa seperti percakapan di meja makan keluarga.
Ia membahas isu-isu teknis seperti transportasi gratis atau pembekuan sewa dengan bahasa yang membumi, membuat pesan-pesannya mudah dipahami berbagai kalangan.
Tidak hanya itu, ia juga dikenal sebagai politikus poliglot atau multilingual.
Dalam kampanyenya, Mamdani rutin berbicara dalam bahasa Inggris, Spanyol, Urdu, dan Hindi.
Ia mirip pada mantan Wali Kota NYC, Fiorello La Guardia, yang juga mampu berbicara dalam berbagai bahasa.
Pendekatan ini memperkuat daya tariknya di kota dengan etnis yang luas dan berbagai bahasa.
Koalisi lintas komunitas
Alih-alih melakukan pendekatan politik transaksional, Mamdani membangun gerakan berbasis komunitas.
Ia aktif menjalin aliansi dengan komunitas Asia Selatan dan Asia Timur, termasuk mendapatkan dukungan dari Senator Negara Bagian New York, John Liu.