Jakarta — Iran menolak membuka kembali perundingan nuklir dengan Amerika Serikat selama gempuran Israel ke wilayahnya masih berlangsung.
Penegasan itu disampaikan saat eskalasi konflik antara kedua negara semakin memburuk dan upaya internasional untuk menahan laju kekerasan terlihat semakin tidak efektif.
Dalam pernyataan resmi, seperti diberitakan Reuters pada Jumat (20/6), Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan negosiasi tidak dapat dilakukan “hingga agresi Israel dihentikan”.
Sementara itu, Eropa terus berusaha menjaga jalur diplomasi dengan mengundang Iran ke pertemuan di Jenewa, meski hasil nyata belum terlihat.
Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Donald Trump meragukan efektivitas mediasi Eropa dan menyatakan Iran hanya ingin berbicara langsung dengan AS. Ia juga menolak menekan Israel untuk menahan diri dalam serangan militer.
“Iran tidak ingin bicara dengan Eropa. Mereka ingin bicara langsung dengan kami,” kata Trump dalam keterangannya di Morristown, New Jersey mengutip Reuters.
Trump juga mengaku terlalu sulit meminta Israel menghentikan serangan ke Iran di tengah situasi seperti saat ini. “Sulit membuat permintaan itu ketika pihak yang dimaksud sedang unggul,” ujarnya.
Trump menegaskan bahwa AS masih memantau situasi, dan akan memutuskan dalam dua minggu apakah akan ikut campur secara langsung. Namun hingga saat ini, sikap Washington lebih condong membiarkan Israel melanjutkan serangan.
Pernyataan itu muncul di tengah intensifnya serangan militer Israel ke Iran.