Jakarta — Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan terserah kepada pemerintah AS dalam menunjukkan niatan mereka demi mencapai solusi yang dinegosiasikan terkait pembicaraan nuklir dan konflik dengan Israel.
Araghchi kemudian menyatakan tidak tahu cara Iran bisa percaya lagi dengan sikap AS di tengah memanasnya perang melawan Israel belakangan ini.
“Atau mereka punya rencana lain, dan mereka tetap ingin menyerang Iran,” kata Araghchi dalam wawancara dengan NBC News di Jenewa, tempat ia ikut serta dalam pembicaraan hari ini dengan mitra-mitranya dari Eropa.
“Jadi, mungkin mereka punya rencana ini dan mereka hanya butuh negosiasi untuk menutupinya,” kata menteri tersebut seperti diberitakan Al Jazeera pada Jumat (20/6).
“Kami tidak tahu bagaimana kami bisa mempercayai mereka lagi,” lanjut Araghchi. “Apa yang mereka lakukan sebenarnya adalah pengkhianatan terhadap diplomasi.”
Selama berbulan-bulan, pemerintahan Trump telah terlibat dalam pembicaraan untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran. Negosiasi dimulai pada April 2025 dan seharusnya berlanjut pekan lalu lalu.
Namun, proses itu ditangguhkan setelah Israel melancarkan serangannya terhadap Iran, sesaat sebelum putaran baru pembicaraan nuklir dijadwalkan di Oman.
Serangan Israel pada 13 Juni lalu terhadap fasilitas nuklir, situs militer, ilmuwan nuklir, dan pejabat senior Iran mendorong Teheran untuk membatalkan pertemuan tersebut dan melancarkan serangan balasan.
Hal tersebut juga disampaikan Menlu Iran setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bakal mengambil keputusan terkait akan melancarkan serangan kepada Iran atau tidak dalam dua pekan mendatang.