Peluncuran Sejjil mampu menimbulkan risiko eskalasi signifikan karena selama ini disimpan untuk konflik tingkat tinggi. Beberapa pengamat menilai peluncuran Sejjil dapat memprovokasi balasan besar-besaran dari Israel maupun AS.

Lanjut ke sebelah…

Sejjil/Sijjil ternyata dinamai berdasarkan penggalan ayat Al Quran, yaitu dalam Surah Al-Fil.

Pada ayat ke 3 dan 4 Surah Al-Fil, tercantum firman Allah SWT mengenai kisah kawanan burung yang diperintahkan Allah SWT untuk memerangi pasukan bergajah pimpinan Raja Abrahah yang hendak menyerang Ka’bah di Mekkah.

وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ ۝٣

wa arsala ‘alaihim thairan abâbîl

Artinya: “Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,” (QS Al-Fil: 3).

تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ ۝٤

tarmîhim biḫijâratim min sijjîl

Artinya: “Yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,” (QS Al-Fil: 4).

Berdasarkan kitab Ash-Shihhah, makna firman Allah SWT mengenai kalimat “bihijāratim min sijjil”, yaitu batu yang terbuat dari tanah liat yang dibakar di atas api neraka. Pada batu-batu itu, tertulis nama tiap-tiap orang yang berhak ditimpakannya.

Dilansir dari laman NU Online, Abdurrahman bin Abza mengatakan bahwa makna dari kata ‘Sijjil’ yaitu langit.

“Bahwa makna dari kata ‘sijjil’ adalah langit, yakni: melempari batu kepada mereka dari langit. Batu ini adalah batu yang sama seperti yang dijatuhkan kepada kaum Nabi Luth,” ucapnya.

Ada pula yang berpendapat bahwa maknanya yaitu neraka.

“Melempari batu yang berasal dari neraka kepada mereka.” (Syamsudin Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, [Mesir, Darul Kutub al-Mishriyah: 1384 H/1964 M], juz XX, halaman 198).