Jakarta — Perlawanan Iran terhadap Israel membetot sorotan masyarakat internasional.
Digempur secara mendadak tak membuat Iran lemah. Serangan balasan pun dilakukan.
Rupanya, negeri para Mullah ini menyimpan banyak rudal yang terus ditembakkan ke Israel.
Situs yang menyoroti persenjataan nonkonvensional Iran, Iranwatch.com, menuliskan rudal Iran adalah yang terbesar dan paling beragam di Timur Tengah.
Pada tahun 2022, Jenderal Kenneth McKenzie dari Komando Pusat AS menyatakan bahwa Iran memiliki “lebih dari 3.000” rudal balistik.
Jumlah ini tidak termasuk kekuatan rudal jelajah serang darat yang sedang berkembang pesat. Iran telah melakukan peningkatan yang signifikan dalam dekade terakhir dalam hal presisi dan akurasi rudal, sehingga menjadikannya sebagai ancaman konvensional yang semakin kuat.
Soal presisi dan akurasi, disebutkan dalam situs itu, rudal Iran bisa menjangkau hingga 2.000 kilometer.
“Namun, Iran dapat mengabaikan batas tersebut kapan saja, dan memang telah mengerahkan sebuah sistem, Khorramshahr, yang hampir pasti dapat mencapai jangkauan yang lebih jauh jika dilengkapi dengan hulu ledak yang lebih ringan,” tulis situs tersebut.
Sebelum Revolusi Islam 1979, di bawah rezim Pahlavi yang didukung AS, Iran secara eksklusif menjadi pengimpor persenjataan Barat, yang sepenuhnya bergantung pada pemasok militer asing.
Setelah 46 tahun berlalu Iran menjadi salah satu negara dengan militer paling maju di kawasan itu. Pascarevolusi, Iran dimusuhi Amerika dan Israel, yang membuat mereka bergegas mendirikan industri militer Qods Aviation Industry Company di Teheran dan HESA (Iran Aircraft Manufacturing Industrial Company) di Isfahan. Mau tak mau mereka harus mandiri, sebab blokade ekonomi dan peralatan tempur dari Amerika Serikat dan sekutunya.