Jakarta — Fenomena solstis yang menandai awal musim panas di belahan Bumi utara akan berlangsung Juni ini. Simak fakta-faktanya.
Solstis menjadi salah satu fenomena astronomi yang terjadi pada Juni, bersama dengan konjungsi Bulan dan Venus, okultasi Bulan-Antares, hingga hujan meteor Bootid.
Dalam unggahan Instagram pada Selasa (3/6), Observatorium Bosscha menyebut fenomena solstis Juni akan terjadi pada Sabtu (21/6) mendatang.
Observatorium yang berlokasi di Lembang, Kabupaten Bandung Barat ini menjelaskan solstis Juni menandai hari terpanjang dalam satu tahun di belahan Bumi utara sekaligus tanda dimulainya musim panas di wilayah tersebut.
Pada 23.5° Lintang Utara, Matahari tampak berada di atas kepala. Beberapa negara yang berada pada lintang tersebut adalah Aljazair, Niger, Libya, Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman, India, Bangladesh, Myanmar, Tiongkok, Taiwan, Meksiko, Bahama, Mauritania, dan Mali.
Sementara itu, di wilayah khatulistiwa, Matahari tampak terbit dan terbenam di titik paling utara dalam satu tahun.
Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa di Badan Riset dan Inovasi Nasional (ORPA BRIN) menjelaskan solstis adalah fenomena ketika Matahari melintasi Garis Balik Utara atau Garis Balik Selatan.
Saat solstis terjadi, Matahari akan mencapai titik terjauh di ekuator langit. Saat solstis Juni, Matahari akan berada pada 23,44 Lintang Utara, sedangkan saat solstis Desember, Matahari berada pada 23,44 Lintang Selatan.
Hari lebih panjang
Dikutip dari Live Science, pada solstis atau titik balik Matahari musim panas, hari akan berlangsung lebih panjang bagi wilayah yang berada di Belahan Bumi Utara. Semakin utara posisinya, semakin panjang hari berlangsung di wilayah tersebut.