Pemerintah Kabupaten Muarojambi, yang dipimpin oleh Bupati Bambang Bayu Suseno (BBS), tengah berupaya keras untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di wilayahnya. Salah satu program unggulannya, ‘Mudah Berobat, Semua Sehat’, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menghadirkan layanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat. Dengan kerja sama yang terjalin antara Pemkab Muarojambi dan Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang terkait pengadaan dokter-dokter spesialis, harapan untuk memperbaiki sistem pelayanan di rumah sakit dan puskesmas semakin besar.

Namun, di tengah upaya positif ini, muncul sebuah masalah yang cukup mencolok—yakni sikap Dirut RSUD Ahmad Ripin, dr. Agus Subekti, yang lebih memilih untuk mengurus kliniknya sendiri daripada fokus pada pengelolaan rumah sakit yang menjadi tanggung jawabnya. Fakta bahwa dr. Agus jarang berada di kantor dan lebih sering mengurusi klinik kesehatan pribadi menunjukkan adanya ketidakseriusan dalam menjalankan amanah publik yang seharusnya diutamakan.

Sebagai seorang pemimpin rumah sakit, tugas utama dr. Agus adalah memastikan bahwa pelayanan kesehatan di RSUD Ahmad Ripin berjalan dengan baik dan memenuhi standar yang diharapkan. Ketika fasilitas kesehatan yang diharapkan oleh masyarakat Muarojambi mengalami berbagai masalah, mulai dari kekurangan dokter spesialis hingga terbatasnya sarana dan prasarana, seorang Dirut rumah sakit seharusnya berada di garis depan untuk mencari solusi, bukan malah menghindari tugasnya dengan alasan sibuk dengan urusan pribadi.

Kenyataan bahwa dr. Agus lebih memilih untuk tidak merespon masalah yang disampaikan oleh Bupati BBS, termasuk keluhan terkait pelayanan, semakin memperburuk citra rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat pertama yang dapat diandalkan masyarakat dalam mendapatkan perawatan kesehatan. Dalam dunia kesehatan, kehadiran dan perhatian pimpinan sangat krusial dalam menciptakan suasana kerja yang optimal dan meningkatkan kualitas layanan bagi pasien. Ketika pimpinan absen atau terkesan tidak peduli, maka dampaknya akan terasa langsung pada kinerja rumah sakit dan pelayanan kepada masyarakat.

Sikap yang ditunjukkan oleh dr. Agus juga mencerminkan kurangnya tanggung jawab terhadap institusi yang dipimpinnya. Meskipun pengelolaan klinik pribadi bisa dimaklumi sebagai bagian dari usaha pribadi, namun tugas sebagai Dirut RSUD Ahmad Ripin harus menjadi prioritas utama. Apalagi, rumah sakit ini berada di bawah pengawasan Pemkab Muarojambi dan merupakan fasilitas publik yang sangat vital bagi kesehatan masyarakat. Ini bukanlah soal pilihan pribadi, tetapi soal pelayanan publik yang harus diutamakan.

Bupati BBS sudah menunjukkan komitmen yang tinggi dalam mengatasi masalah pelayanan kesehatan ini dengan berbagai langkah konkret. Namun, tanpa dukungan penuh dari pimpinan rumah sakit seperti dr. Agus, program-program tersebut akan terhambat. Para pejabat kesehatan, baik di level rumah sakit maupun dinas terkait, seharusnya lebih mengedepankan tugas dan kewajiban mereka, bukan malah mengabaikan tanggung jawab mereka demi urusan pribadi.

Untuk itu, dr. Agus dan pihak terkait lainnya harus menegakkan disiplin dan memprioritaskan pelayanan masyarakat di atas kepentingan pribadi. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat harus didukung dengan integritas dan fokus dari para pemangku kepentingan, termasuk pimpinan RSUD Ahmad Ripin. Keberhasilan program kesehatan tidak hanya bergantung pada anggaran dan fasilitas, tetapi juga pada kepemimpinan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan selalu hadir untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Jika memang ingin memastikan pelayanan kesehatan yang optimal, maka para pejabat di dunia kesehatan, terutama yang bertanggung jawab di rumah sakit daerah, harus mematuhi kode etik dan berkomitmen penuh pada tugas mereka. Kesibukan pribadi atau klinik swasta tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan tugas utama dalam pelayanan publik. Masyarakat Muarojambi berhak mendapatkan pelayanan terbaik, dan itu dimulai dari komitmen pimpinan rumah sakit untuk benar-benar hadir dan terlibat dalam peningkatan kualitas layanan yang mereka terima.