Rabu (4/6), Kusnadi yang kesepian akhirnya memutuskan untuk ikut temannya itu pulang ke Madura. Selain untuk merayakan lebaran di sana, ia juga ingin mencari obat alternatif sakit kanker getah bening yang dideritanya.
“Saya ngobrol dengan teman ini, bolehkah saya itu ikut ke tempat kalian, ya mereka senang saya ikut, tapi ya saya juga minta dicarikan wes mbuh suwuk (entah itu obat), mbuh dungo soko kiai nang kono (entah itu doa dari kiai di sana) dan saya juga di sana tinggal di pesantren,” ucapnya.
Tak hubungi keluarga
Soal dia yang tak bisa dihubungi pihak keluarga, Kusnadi mengatakan hal itu karena handphonenya tertinggal di mobil milik temannya.
Ponsel milik Kusnadi itu bahkan sampai terbawa berhari-hari di mobil temannya itu. Handphone itu kemudian baru dikembalikan ke dia Sabtu (7/6) dengan kondisi mati kehabisan daya, dan baru diaktifkan Minggu (8/6) pukul 23.00 WIB.
Saat ia mengaktifkan ponselnya, Kusnadi pun terkejut berita soal hilangnya dia sudah beredar. Dia kemudian baru mengabari keluarganya.
“Sudah ada isinya saya buka berita itu MasyaAllah luar biasa isinya, saya kemudian berkabar ke anak,” ucapnya.
Kusnadi pun mengaku salah, ia menyebut dia memang tak berpamitan ke keluarga atau pun anaknya saat berangkat ke Madura dan ia meminta maaf.
“Ya memang saya salah, artinya bahwa saya tidak mengabari keluarga, bukan saya tidak mau mengabari, tapi memang kondisi yang tidak bisa mengabari keluarga,” ujar dia.
Saat ini, Kusnadi mengatakan kondisinya dalam keadaan sehat, dia juga sudah kembali bersama keluarganya.