Menurutnya, tekanan pasar global saat ini dipicu oleh serangan militer Amerika Serikat (AS) terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, yaitu Fordow, Natanz, dan Esfahan. Pasar kini menanti reaksi dari sekutu Iran seperti China dan Rusia.

Ia melihat kekhawatiran pasar juga meningkat terhadap kemungkinan penutupan Selat Hormuz, jalur penting yang dilalui sekitar 20 persen-30 persen perdagangan minyak global. Jika itu terjadi, harga minyak mentah diperkirakan bisa melonjak hingga 30 persen.

Selain itu, kata dia, investor tengah menunggu pidato Ketua The Fed Jerome Powell. Pelaku pasar mencari sinyal baru terkait peluang penurunan suku bunga, di tengah kekhawatiran inflasi yang kembali meningkat.

“Dari sisi komoditas, harga energi seperti minyak mentah dan emas diprediksi menguat tajam. Harga emas bahkan berpotensi mencetak rekor baru di kisaran US$3.500 per troy ounce,” kata Oktavianus kepada , Minggu (22/6).

Berdasarkan analisis teknikal, Oktavianus pun merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi. Ia melihat dalam jangka pendek, saham-saham di sektor energi dan barang baku diperkirakan akan mendapat sentimen positif.

Pertama, saham Medco Energi Internasional atau MEDC yang ditutup di posisi 1.430 pada pekan lalu. Oktavianus memproyeksi MEDC dapat menyentuh level 1.590 pada pekan ini.

Kedua, saham Amman Mineral Internasional atau AMMN yang ditutup di posisi 7.625 pekan lalu. Oktavianus memproyeksi AMMN dapat menyentuh level 8.400 pada pekan ini.

Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksikan IHSG dalam sepekan ini berpeluang menguat terbatas di kisaran support 6.908 dan resistance 7.065.