Dadan bahkan mengklaim ada bekas pabrik tekstil di Bandung, Jawa Barat yang sekarang disulap menjadi SPPG untuk melayani program MBG. Begitu pula kafe-kafe di Jakarta dan hotel di Jambi yang sudah sepi pelanggan berubah menjadi dapur makan bergizi.

Ia juga mengklaim tingkat kriminalitas menurun berkat adanya program makan bergizi gratis. Terlebih, dana kelolaan setiap SPPG bisa mencapai Rp10 miliar per tahun.

“Jadi, 10 kali lipat dibandingkan Dana Desa. Ini adalah potensi ekonomi yang besar sehingga menciptakan lapangan pekerjaan yang bekerja langsung di satuan pelayanan. Kedua, akan lahir entrepreneur baru karena satu SPPG berdiri akan membutuhkan 15 supplier,” tutur Bos BGN itu.

“Setiap supplier itu mungkin akan mempekerjakan antara 2 orang-5 orang. Jadi, kalau ini sudah merata akan tercipta pergerakan ekonomi yang masif. Orang-orang itu akan punya kesempatan untuk ikut ambil bagian di dalam program makan bergizi,” beber Dadan.

Sampai Mei 2025, program MBG sudah menyasar 4,4 juta penerima manfaat. Ini tersebar di 1.583 SPPG dari 38 provinsi.