Karena itu, memang secara umum kesannya penahanan suku bunga BI akan semakin membebani sektor riil. Sebab, tidak terjadi peningkatan likuiditas dari sektor perbankan ke sektor riil.

“Biaya layanan pembiayaan atau bunga kredit tidak berubah atau turun, membuat insentif untuk dunia usaha yang berekspansi atau memulai investasi baru tidak bertambah. Ujungnya, peluang penambahan pembukaan lapangan kerja baru juga mengecil,” katanya.

Namun dari sisi ketahanan ekonomi nasional, sambungnya, keputusan BI sudah cukup tepat.

Ronny mengatakan dengan perkembangan ekonomi saat ini, termasuk soal inflasi dan tingkat pengangguran, suku bunga di level 5,50 persen sudah terbilang moderat. Level ini terbilang baik untuk sektor moneter, terutama untuk menjaga daya saing aset-aset finansial seperti surat utang negara.

“Ini juga baik untuk sektor riil yang sejatinya belum terlalu kuat untuk menyerap tambahan likuiditas akibat penurunan suku bunga. Karena tambahan likuiditas perbankan yang terlalu besar berpotensi meningkatkan utang swasta dan rumah tangga dengan risiko gagal bayar yang juga semakin meningkat,” katanya.