Menurut militer Israel, serangan itu menargetkan situs militer Iran, termasuk baterai pertahanan udara, pabrik kendaraan nirawak, dan fasilitas produksi rudal.

Empat prajurit militer Iran tewas dalam serangan ini. Berbagai situs militer, rudal, dan pertahanan udara Iran juga rusak dan hancur.

Serangan Iran ke Israel pada 1 Oktober sendiri merupakan tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, dan jenderal IRGC Abbas Nilforoushan oleh Israel.

Iran meluncurkan Operation True Promise II sebagai balasan, yang melibatkan 200 rudal balistik. Israel mengeklaim serangan Iran ini sebagian besar berhasil dicegat. Intersepsi ini juga dilakukan oleh Angkatan Laut AS dan Yordania.

Meski begitu, Pangkalan Udara Nevatim Israel terkena gempuran oleh 20-32 misil, yang mengakibatkan kerusakan pada hanggar dan landasan pacu.

Beberapa rudal Iran juga berhasil mengenai Pangkalan Udara Tel Nof, sebuah sekolah di Gedera, dan kawasan sekitar markas Mossad serta Unit 8200.

Pada 2023, sempat ada serangan drone yang menyasar pabrik amunisi Iran di Isfahan. Intelijen Barat mengaitkan serangan ini dengan Israel. Namun, operasi kecil itu tak pernah diakui oleh Negeri Zionis.