Inilah sebabnya, menurut penelitian tersebut, wanita yang ingin menurunkan berat badan justru lebih diuntungkan jika memilih sarapan tinggi lemak. Alasannya, tubuh mereka lebih efisien membakar lemak di antara waktu makan.

Para peneliti menyampaikan dalam makalahnya bahwa peningkatan metabolisme lemak pada wanita dipengaruhi oleh perbedaan fungsi hati dan jaringan adiposa antara pria dan wanita.

“Kami mengusulkan bahwa perbedaan dalam produksi glukosa hati saat puasa mungkin disebabkan oleh cara tubuh memproses asam lemak bebas, gliserol, dan glikogen secara berbeda berdasarkan jenis kelamin,” demikian yang ditulis peneliti dalam makalah.

Penelitian ini masih akan dilanjutkan. Para ilmuwan berharap dapat menggali lebih jauh bagaimana faktor seperti berat badan, usia, dan siklus menstruasi mempengaruhi metabolisme, khususnya dalam konteks perbedaan antara pria dan wanita.

“Mengintegrasikan data dan parameter yang spesifik terhadap jenis kelamin ke dalam model metabolisme berskala multi-organ dapat meningkatkan pemahaman kita tentang metabolisme manusia dan bagaimana jenis kelamin mempengaruhinya,” tulis peneliti.

“Dengan mempertimbangkan interaksi kompleks antara organ, hormon, dan jalur metabolik, model-model ini dapat memberikan wawasan berharga tentang mekanisme yang mendasari respons metabolik yang spesifik berdasarkan jenis kelamin.”