Blue chip stocks dianggap cocok untuk investasi jangka panjang. Investor akan mengantongi capital gain serta dividen yang dibagikan setiap tahunnya oleh perusahaan.

Investor terkadang menyamakan saham blue chip dengan indeks LQ45. Namun, anggapan itu tak sepenuhnya tepat.

Ada kalanya saham-saham yang masuk ke indeks LQ45 hanya karena transaksinya sedang ramai, tapi sejatinya bukan market leader.

Oleh karena itu, penting untuk mengecek secara detail karakteristik saham blue chip, seperti rasio utang dan aset yang stabil. Misalnya, saham blue chip di sektor perbankan umumnya memiliki debt to equity ratio (DER) tidak lebih dari 15 persen.

Saham blue chip juga terkenal punya kinerja solid. Ini yang membuat saham-saham tersebut hanya dimiliki perusahaan pencetak laba rutin setiap tahunnya.