Isi ancaman jika mendarat di Jakarta
Dalam konferensi pers di Kualanamu kemarin, Asri menjelaskan isi pesan teror yang dikirim melalui surel itu berupa ancaman bahwa pesawat akan diledakkan jika mendarat di Jakarta.
“Di situ ada ancaman bom, dijelaskan bahwa pesawat akan diledakkan ketika nanti landing di Jakarta,” kata Asri.
Pesan itu, lanjut Asri, diterima Kementerian Perhubungan sekira pukul 07.30 WIB. Saat pesan itu masuk, pesawat Saudia Airlines tersebut sudah berada di wilayah Indonesia.
“Ketika melintasi wilayah Indonesia, itu kami dapat informasi jam 07.30 WIB, dari sebuah email yang masuk ke Jakarta,” jelasnya dikutip dari detik.
Pesawat itu pun akhirnya mendarat darurat di Kualanamu, dan penumpang dievakuasi, serta tim penjinak bom (jibom) dikerahkan untuk menelusuri tiap sudut dari kapal terbang tersebut.
Bareskrim
Dalam konferensi pers di Kualanamu kemarin, Kapolda Sumut Irjen POl Whisnu Hermawan Februanto mengatakan kasus pesan ancaman bom ke pesawat Saudia Airlines rute Jeddah-Jakarta itu ditangani oleh Bareskrim Polri.
“Terkait dengan proses penyelidikan dari email tersebut, masih didalami oleh Bareskrim. Kami masih akan melakukan pendalaman di Jakarta karena ini informasi yang kita dapat dari luar negeri,” kata Wishnu.
Whisnu mengatakan pihaknya awalnya menerima informasi dari pihak bandara soal ancaman itu. Lalu, Polda Sumut bersama dengan Kodam I/BB dan petugas lainnya turun untuk melakukan pengecekan.
Jenderal bintang dua itu menyebut pihaknya lebih dulu mengamankan para penumpang dan mengevakuasinya.