“Itu dalam bahasa Inggris orang Mumbai. Jadi itu dari Mumbai India. Kemudian detailnya nanti dari Kementerian Perhubungan saja,” ucap Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah II Medan Asri Santosa, Selasa kemarin.

Dia menyebutkan informasi pesan ancaman bom itu dikirim melalui surel, dan kemudian diinformasikan oleh pihak Kemenhub. Kemudian pilot yang mendapatkan informasi itu memutuskan untuk mendarat darurat ke bandara terdekat yakni Bandara Kualanamu.

Pesawat tersebut lepas landas dari Jeddah dengan tujuan akhir Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Namun, di tengah penerbangan, pilot menerima informasi adanya dugaan teror bom di dalam pesawat.

“Tetapi sesuai dengan aturan yang kami miliki yakni Kementerian Perhubungan, terkait penanganan gawat darurat maka akan mengaktifkan EOC, adalah emergency operation center,” jelasnya.

Setelah itu, Petugas Avsec berkoordinasi dengan Kepolisian, TNI Angkatan Udara dan TNI Angkatan Darat untuk melakukan pengamanan penerbangan.

“Nah, itu kita aktifkan, dan kemudian setelah aktif langsung berkoordinasi dengan aparat terutama Kepolisian, TNI Angkatan Udara dan TNI Darat, Avsec. Mereka bekerja sama dalam satu koordinasi masalah keamanan penerbangan,” tutur Asri.

Pesawat pun mendarat darurat dengan selamat di Bandara Kualanamu Internasional. Penumpang dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

“Kemudian langkah-langkahnya sesuai job masing-masing dan pesawat setelah menurunkan seluruh penumpang tanpa membawa apapun, mereka diamankan ke suatu tempat sehingga mereka bisa ditangani lebih lanjut dari segi imigrasi dan yang lain-lain,” paparnya.