Saat di MIT, ia mengamati bahwa perusahaan kesulitan mengintegrasikan pembelajaran mesin ke dalam operasi mereka karena kurangnya infrastruktur data yang dapat diakses.

Scale AI dirancang untuk mengatasi kesenjangan ini dengan menyediakan layanan anotasi data dan evaluasi model, yang memungkinkan perusahaan melatih model AI secara efektif.

Scale AI dengan cepat mendapatkan daya tarik. 

Pada saat banyak perusahaan rintisan AI belum menghasilkan sepeser pun, teknologinya telah digunakan oleh pemerintah AS untuk menganalisis citra satelit di Ukraina dan oleh OpenAI untuk membuat ChatGPT, bot yang mengguncang dunia dengan kemampuannya menjawab pertanyaan sepele dan menulis puisi.

Mereka juga sudah berhasil memikat klien seperti General Motors, Flexport, dan Zoox, yang mengandalkan layanannya untuk mengembangkan aplikasi kendaraan otonom, pengoptimalan rantai pasokan, dan banyak lagi.

Keberhasilan awal perusahaan didorong oleh wawasan Wang bahwa “data adalah kode baru”.

Pada tahun 2019, Scale AI meraih status unicorn dengan valuasi yang melampaui US$1 miliar, berkat investasi sebesar US$100 juta dari Founders Fund milik Peter Thiel.

Dua tahun kemudian, valuasi perusahaan melonjak hingga US$7,3 miliar. Lonjakan mengakibatkan Wang yang memiliki 15 persen saham menjadi miliarder di usia 24 tahun.

Prestasi itu menjadikannya miliarder termuda di dunia yang merintis usahanya sendiri saat itu.

[Gambas:Video CNN]

Di bawah kepemimpinan Wang, Scale AI memperluas jangkauannya melampaui klien komersial hingga mencakup kontrak pemerintah. Salah satu klien besarnya adalah Departemen Pertahanan AS.