Strategi ini tak hanya efisien, tapi juga menguntungkan secara pribadi. Mengutip InsertLive, kanal YouTube-nya ditaksir menghasilkan Rp644 juta hingga Rp10,23 miliar per bulan menurut Social Blade, jauh melampaui gaji gubernur.
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) mencatat kekayaan Dedi sebesar Rp12,8 miliar, sebagian besar berupa aset. Meski tak merinci pendapatan dari YouTube, Dedi mengakui media sosial jadi bagian penting dari strateginya.
Pakar komunikasi politik Universitas Brawijaya Verdy Firmantoro menilai pendekatan komunikasi politik yang dilakukan Dedi Mulyadi bersifat personalistik. Ia menyebut Dedi aktif menyapa publik melalui berbagai kanal media sosial untuk membentuk citra sebagai pemimpin yang dekat, responsif, dan empatik.
“Pendekatan itu dilakukan dengan menyapa publik secara langsung melalui beragam kanal media, tidak hanya untuk menyampaikan informasi, tetapi juga untuk membangun narasi sebagai pemimpin yang merakyat, responsif, dan empatik,” kata Verdy kepada .com, Rabu (30/4).
Verdy menilai strategi ini bukan hal baru, karena telah dipraktikkan oleh tokoh seperti Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
“Secara teknis bukan sepenuhnya baru. Pendekatan serupa sudah diadopsi mantan Presiden Jokowi dan juga banyak dipraktikkan oleh pemimpin populis di negara demokrasi,” ujarnya.
Ia mengapresiasi kemampuan Dedi dalam menyesuaikan pola komunikasi dengan karakter publik Jawa Barat yang didominasi generasi muda dan aktif secara digital. Menurutnya, keberhasilan komunikasi politik terletak pada relevansi saluran dan pesan.