Kebijakan lainnya juga menghasilkan pembentukan Satgas Anti Premanisme yang menuai polemik dan kritikan. Salah satu yang mengkritik pembentukan Satgas Anti Premanisme yakni dari Ormas Grib Jaya diketuai Hercules Rosario de Marshall.

Ormas Grib Jaya sempat mengultimatum Dedi Mulyadi agar tidak mengganggu kegiatan ormas yang dapat berpotensi menjadi konflik. Menanggapi hal itu, Dedi tak gentar dan siap dengan konsekuensi apapun demi memberikan rasa aman kepada masyarakat Jawa Barat dan para investor.

Aktif Ngonten

Selama masa jabatannya, Dedi Mulyadi dikenal aktif membagikan aktivitas kesehariannya melalui media sosial, mulai dari sidak hingga curhat warga.

Keaktifannya dalam media sosial terlihat dengan tingginya jumlah pengikut Dedi di Instagram @dedimulyadi71 dan Youtube @kangdedimulyadichannel. Di Instagram, jumlah pengikut Dedi mencapai angka 4,6 juta dengan total 6.957 unggahan. Sementara di Youtube jumlah pelanggan atau subscriber Dedi mencapai 7,69 juta.

Hal ini membuatnya disentil dengan sebutan “Gubernur Konten” oleh netizen. Gaya komunikasinya yang blak-blakan, ekspresif, dan personal kerap membuat unggahannya viral. Dedi sendiri tak mempermasalahkan sentilan tersebut. Malah, ia mengaku konten media sosialnya berhasil menekan anggaran iklan Pemprov Jabar dari Rp50 miliar menjadi Rp3 miliar.

“Alhamdulillah dari konten yang saya miliki itu bisa menurunkan belanja rutin iklan. Biasanya iklan di Pemprov Jabar kerja sama medianya Rp50 miliar. Sekarang cukup Rp3 miliar tapi viral terus,” kata Dedi.