Sebetulnya krisis yang lebih sulit pernah kita hadapi, yakni ketika pandemi Covid-19 yang memaksa pemerintah daerah untuk melakukan penyesuaian drastis terhadap belanja dan pendapatan daerah. Ekonomi Jambi terkontraksi hingga -0,5% pada tahun 2020, namun bisa pulih dengan pertumbuhan positif 3,71% pada tahun 2021, di atas rata-rata nasional (3,69%). Dari pengalaman tersebut, pelajaran penting bahwa ketahanan fiskal dan kemampuan adaptasi anggaran sangat penting untuk menjaga stabilitas dan kesinambungan pembangunan, terutama dalam menghadapi tekanan ekonomi yang tidak terduga.

Kita menatap masa depan dengan optimisme yang tumbuh dari akar kebersamaan. Di bawah kepemimpinan Bapak Al Haris dan Abdullah Sani, kita semua yakin Jambi mampu melewati masa-masa sulit ini dan melangkah lebih maju dengan kepala tegak dan hati yang teguh. Seperti seloko adat yang mengalun dalam denyut kehidupan masyarakat: “Tudung menudung bak daun sirih, taup menaup bak benak ketam, sokong menyokong bak aur dengan tebing.” Begitulah semestinya kita hidup—dalam harmoni, saling menutupi kekurangan, saling memperkuat, dan saling menopang demi kemaslahatan bersama.

Semangat gotong royong telah menjadi nadi dalam kehidupan masyarakat Jambi sejak dahulu kala. “Ke mudik serentak galah/satang, ke ilir serengkuh dayung”—dengan satu tujuan, satu gerakan, dan satu tekad, kita arungi derasnya tantangan. Kebersamaan bukan hanya semboyan, tapi kekuatan sejati yang mampu membawa Jambi melampaui badai dan menuju cakrawala harapan yang lebih cerah.